Senin, 29 Agustus 2011

2.1.2   Faktor Penyebab Munculnya Anak Jalanan
Salah satu faktor yang sangat perpengaruh terhadap munculnya anak jalanan adalah masalah kemiskinan atau ekonomi. Kondisi obyektif ini terutama dipicu oleh krisis moneter dan ekonomi yang terus berlangsung hingga saat ini. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Soetarso (1996:35) seorang pakar pekerjaan sosial menjelaskan bahwa dampak krisis moneter dan ekonomi dalam kaitannya dengan anak jalanan, adalah :
a.    Orang tua mendorong anak untuk bekerja membantu ekonomi keluarga,
b.    Kasus kekerasan dan perlakuan salah terhadap anak oleh orang tua semakin meningkat sehingga anak lari ke jalanan,
c.    Anak terancam putus sekolah karena orang tua tidak mampu membayar uang sekolah,
d.   Makin banyak anak yang hidup di jalanan karena biaya kontrakan rumah / kamar meningkat.

Kondisi keluarga anak jalanan, yang dapat digolongkan dalam keadaan hidup “miskin”, membuat dan memaksa anak jalanan untuk tetap “survive” dengan hidup di jalanan.

Melihat uraian di atas, dapat dikatakan bahwa keberadaan mereka di jalanan adalah bukan kehendak mereka. Keadaan yang membuat mereka terjun ke jalanan serta faktor lingkungan diluar anak jalanan termasuk keluarga dominan mendorong seorang anak menjadi anak jalanan, hal ini disebabkan karena :
1.    Pendidikan yang rendah
2.    Tidak mempunyai keterampilan kerja
3.    Konflik keluarga
4.   Masalah sosial budaya, seperti rendahnya harga diri, sikap pasrah pada nasib, kebebasan dan kesenangan hidup menggelandang di jalanan

Dalam pembahasan yang lebih khusus disebutkan bahwa ada tiga faktor penyebab munculnya anak jalanan :
1.     Tingkat mikro, yaitu faktor yang berhubungan dengan anak dan keluarganya.
2.     Tingkat meso, yaitu faktor yang terjadi di masyarakat.
3.     Tingkat makro, yaitu faktor yang berhubungan dengan struktur masyarakat.
Pada tingkat mikro, sebab yang dapat diidentifikasi dari anak dan keluarga saling berkaitan, tetapi dapat juga berdiri sendiri, yaitu :
1.  Lari dari keluarga, disuruh bekerja (yang masih sekolah / putus sekolah), berpetualang, bermain-main / diajak teman.
2.  Penyebab dari keluarga; terlantar, ketidakmampuan orang tua menyediakan kebutuhan dasar, ditolak orang tua, salah perawatan / kekerasan di rumah, kesulitan berhubungan dengan keluarga, berpisah dengan orang tua, sikap-sikap yang salah terhadap anak, keterbatasan merawat anak yang berakibat anak menghadapi masalah fisik, psikologis, dan sosial. 

Pada tingkat meso, sebab yang dapat diidentifikasi yaitu:
1.  Pada masyarakat miskin anak adalah aset untuk membantu peningkatan ekonomi keluarga.
2.   Pada masyarakat lain yaitu urbanisasi menjadi kebiasaan dan anak-anaknya mengikuti.
3.   Penolakan masyarakat dan anggapan anak jalanan selalu melakukan tindakan tidak terpuji.

Pada tingkat makro (struktur masyarakat), penyebab yang dapat diidentifikasi adalah faktor :
1. Ekonomi, adanya peluang pekerjaan sektor informal yang tidak terlalu membutuhkan modal dan keahlian.
2.   Pendidikan, biaya sekolah yang tinggi, perilaku guru yang diskriminatif.
3. Belum seragamnya unsur pemerintah memandang anak jalanan, sebagian berpandangan anak jalanan merupakan kelompok yang memerlukan perawatan, (pendekatan kesejahteraan) dan sebagian yang lain memandang anak jalanan sebagai pembuat masalah (pendekatan keamanan).


Atau dengan kata lain faktor-faktor yang membuat keluarga dan anaknya terpisah (BKSN,2000:111) adalah :
1.     Faktor pendorong :
a. Keadaan ekonomi keluarga yang semakin dipersulit oleh besarnya kebutuhan yang ditanggung kepala keluarga, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarga, maka anak-anak disuruh ataupun dengan sukarela mengatasi kondisi ekonomi tersebut.
b. Ketidakserasian dalam keluarga, sehingga anak tidak betah tinggal di rumah / anak lari dari keluarga.
c.  Adanya kekerasan atau perlakuan salah dari orang tua terhadap anaknya sehingga anak lari dari rumah.
d. Kesulitan hidup di kampung, anak melakukan urbanisasi untuk mencari pekerjaan mengikuti orang dewasa.
2.     Faktor penarik :
a.  Kehidupan jalan yang menjanjikan, dimana anak mudah mendapatkan uang, anak bisa bermain dan bergaul dengan bebas.
b.   Diajak teman.
c.  Adanya peluang disektor informal yang tidak terlalu membutuhkan modal dan keahlian.

Lebih jauh lagi disebutkan, ada beberapa faktor yang saling mempengaruhi anak turun ke jalan :
1.     Meningkatnya gejala: masalah keluarga, seperti :
a.    Kemiskinan
b.    Pengangguran
c.    Perceraian
d.    Kawin muda
e.    Kekerasan dalam keluarga, dll
2.  Penggusuran dan pengusiran keluarga miskin dari tanah / rumah mereka dengan alasan “demi pembangunan”, mereka semakin tidak berdaya dengan kebijakan ekonomi makro pemerintah yang lebih menguntungkan segelintir orang.
3.  Migrasi desa ke kota dalam mencari kerja, yang diakibatkan kesenjangan pembangunan desa-kota, kemudahan transportasi dan ajakan kerabat, membuat banyak keluarga dari desa pindah ke kota dan sebagian dari mereka terlantar, hal ini mengakibatkan anak-anak mereka terlempar ke jalanan.
4. Melemahnya keluarga besar, dimana keluarga besar tidak mampu lagi membantu terhadap keluarga-keluarga inti, hal ini diakibatkan oleh pergeseran nilai, kondisi ekonomi, dan kebijakan pembangunan pemerintah.
5.  Adanya kesenjangan sistem Jaringan Pengaman Sosial sehingga Jaring Pengaman Sosial tidak ada ketika keluarga dan anak menghadapi kesulitan.
6.   Pembangunan telah mengorbankan ruang bermain anak (lapangan, taman, dan lahan-lahan kosong). Dampaknya sangat terasa pada daerah-daerah kumuh perkotaan, dimana anak-anak menjadikan jalanan sebagai tempat bermain dan bekerja.
7.  Meningkatnya angka anak putus sekolah karena alasan ekonomi, telah mendorong sebagian anak untuk menjadi pencari kerja dan jalanan mereka jadikan salah satu tempat untuk mendapatkan uang.
8.  Kesenjangan komunikasi antara orang tua dan anak dimana orang tua sudah tidak mampu lagi memahami kondisi serta harapan anak-anak telah menyebabkan anak mencari kebebasan.

Soeparman (2000; 7) menyatakan bahwa penyebab anak turun ke jalan, yaitu:
1.    Fungsi keluarga yang tidak berjaian;
2.    Adanya penolakan dari masyarakat;
3.    Keengganan anak untuk pulang ke rumah karena lebih senang di jalanan;
4.    Tekanan kekerasan hidup di rumah, sehingga mereka perlu cara supaya hidup lebih aman di jalanan;
5.    Peluang pekerjaan sektor informal terus meningkat juga melibatkan partisipasi anak;
6.    Keberanian anak untuk hidup di jalanan dan terpisah dari orang tua;
7.   Tekanan di jalanan masih lebih baik dibandingkan dengan di rumah, karena di jalanan masih memberikan kebebasan kepada anak;
                     8.    Kompensasi karena frustasi dengan kondisi masyarakat secara umum dan
                            pelecehan yang diterima.

1 komentar:

  1. Gan bisa mnta daftar pustaka nya kah kirim ke email : nana_artania@yahoo.co.id

    BalasHapus